LIVE TV
Personil Polres Tanjab Barat IPDA Ucen Sosok Polri Yang Melayani Dengan Sepenuh Hati Polisi Razia Gudang Antisipasi BBM Ilegal di Tanjab Barat Ribuan Simpatisan Dampingi UAS-Katamso Jalan Kaki Ke KPU Daftar Cabup Cawabup Tanjab Barat 2024-2029 Anwar Sadat Akan Jadi Dewan Pembina Kesenian Tanjab Barat Jangan Lewatkan Keseruan NOBAR Laga Final U-19 Timnas Indonesia VS Thailand

Home / Ekonomi

Senin, 20 November 2023 - 17:00 WIB

Tanggapan Ketua YLKI Tanjab Barat terhadap Fenomena Kelangkaan LPG 3 Kg di Tanjab Barat

Liputantanjab.com — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tanjab Barat sebut kelangkaan LPG 3 Kg dikarenakan adanya penyimpangan distribusi. Minggu (19/11/2023).

Ketua YLKI Tanjab Barat Hamka menyebut bahwa sampai saat ini masih terdapat masyarakat menengah ke atas membeli LPG 3 Kg yang harusnya untuk pihak yang tidak mampu.

“Atau sektor bisnis seperti restoran ikut mencecap gas 3 kg untuk keperluan bisnisnya,” kata Hamka

Hamka menghimbau kepada pemilik pangkalan Gas LPG 3 Kg bersubsidi agar tidak menjual diatas harga HET Rp 19.000,- serta hanya menjual kepada masyarakat sekitar bukan menjual kepada para pengecer

Baca Juga  Dorong Kampanye Konservasi dan Potensi Wisata, Faji Tanjab Barat dan Para Penggiat Lakukan Ekspedisi

Akibat fenomena ini, Hamka menuturkan bahwa hal tersebut membuat kouta LPG 3 Kg berkurang dan membuat kelangkaan. Terlebih, dari pemerintah sendiri belum menambahkan kouta pasokan gas berwarna hijau ini.

Atas dasar tersebut, Hamka menjabarkan beberapa solusi yang bisa dikerjakan oleh pemerintah untuk mengatasi fenomena ini.

Pertama, Hamka menyebut pemerintah harus mengembalikan distribusi LPG 3 Kg menjadi distribusi tertutup seperti tahun 2004.

“Nantinya hanya rumah tangga miskin [sesuai DTKS Kemensos], yang boleh dan bisa beli gas elpiji 3 Kg,” ujarnya.

Baca Juga  Anjangsana Polres Tanjab Barat Dalam Rangka HUT Bhayangkara Ke 75

Selanjutnya, solusi kedua adalah pemerintah perlu menambah pasokan LPG 3 Kg tersebut. Namun, hal itu dilakukan jika pemerintah berani dan memiliki keuangan yang stabil.

Ketiga, Hamka menjabarkan bahwa pemerintah perlu membuat sebuah kebijakan berdasarkan hukum guna menghukum pihak yang menyalahgunakan atau mengoplos gas melon ini.

Keempat terkait masalah kelangkaan itu seharusnya regulator/pemerintah yang harus pro akrif untuk mengevaluasi kebijakannya.

“Sebab berbagai masalah itu bermula dari inkonsistensi kebijakan dari regulator. Sedangkan Pertamina sebagai operator hanya menjalankan penugasan saja,” ucap Ketua YLKI Tanjab Barat. (*)

Share :

Baca Juga

Ekonomi

Harga Beras Normal dan Ketersediaan Stok Beras Mencukupi di Kab. Tanjab Barat

Ekonomi

Bupati Tanjab Barat Kunjungi Anak Penderita Stunting Sekaligus Tinjau Pondok Tahfidz Qur’an

Ekonomi

Dorong Kampanye Konservasi dan Potensi Wisata, Faji Tanjab Barat dan Para Penggiat Lakukan Ekspedisi

Ekonomi

Pengembangan Wilayah Dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Ekonomi

Perkebunan Kelapa Sawit Wajib Bersertifikasi ISPO di Provinsi Jambi Perlu Dipertanyakan

Ekonomi

Mengenal Sosok Wisjie Videografer dan Fotografer asal Kalimantan Selatan

Ekonomi

Ketua TP PKK Tanjab Barat Lakukan Kunjungan Panen P2L Kelompok Tani Husnul Khotimah

Ekonomi

Petani Menjerit, Harga Pinang Tak Kunjung Naik
error: Maaf Jangan Biasakan Copas Berita !!