Liputantanjab.com – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Cabang Indragiri Hilir (DPC GMNI INHIL) meminta kejelasan mengenai kepala Desa se-Indragiri Hilir yang rencananya akan melakukan studi banding ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Ketua GMNI Bung Abay kegiatan tersebut tidak mempunyai misi yang jelas, dan hanya menghabiskan dana yang tidak tepat sasaran. Perlu diketahui bahwa kegiatan studi banding para kepala desa menggelontorkan anggaran 15.000.000 Rupiah per desa, dikalikan 197 desa, maka totalnya adalah 2.955.000.000 milliar yang diambil dari anggaran desa.
“Ada 197 desa di Inhil, seluruhnya ikut “liburan” ke Lombok, NTB. Anggaran yang dikeluarkan diambil dari APBDes masing-masing desa. Ini adalah kegiatan yang tidak punya misi yang jelas. Menurut saya, ini konyol!”, Kata Bung Abay.
Bung Abay mempertanyakan arah pembangunan Pemkab Inhil yang dinilainya tidak jelas sejauh ini. Ia mengatakan lebih baik pemerintah daerah dan pemerintah desa fokus untuk membangun infrastruktur dan ekonomi masyarakat desa yang masih jauh dari harapan pembangunan nasional.
“Saya memperhatikan, bahwa banyak desa yang ekonominya masih jauh dari kata baik. Tidak ada desa yang mempunyai kekuatan ekonomi berdikari. Bukankah tujuan dari program 1 Milliar 1 Desa itu untuk ekonomi masyarakat desa yang berdikari? Sebenarnya kemana arah pembangunan Inhil ini? Tidak jelas!”, Ungkap Bung Abay.
Bung Abay menegaskan dalam waktu dekat akan segera melakukan konsolidasi kepada seluruh mahasiswa, organisasi mahasiswa, dan aktivis-aktivis untuk turun ke jalan menolak dan mempertanyakan maksud dari kegiatan tersebut.
“Kami akan segera melakukan konsolidasi kepasa seluruh elemen aktivis yang benar-benar bersama rakyat. Kami akan pertanyakan misinya apa, dan kami juga akan mempertanyakan hasil dari kegiatan tersebut saat mereka kembali. Rapatkan barisan, Merdeka!”, Tegas Bung Abay. (*)