LIVE TV
Fatayat NU dan GP Ansor Buka Bersama dan Berbagi Takjil di Kota Kuala Tungkal Kapolres Tanjab Barat Buka Puasa Bersama Panti Asuhan dan Purnawirawan Polres Tanjab Barat Gencar Razia Petasan Selama Bulan Suci Ramadhan Harga Beras Normal dan Ketersediaan Stok Beras Mencukupi di Kab. Tanjab Barat Ribuan Masyarakat Tebing Tinggi Hadiri Kampanye Caleg DPRD Tanjab Barat NOVA ANGGUN SARI, SH, M.Kn

Home / Mapala

Kamis, 31 Maret 2022 - 13:47 WIB

Apresiasi Kegiatan Mapala Gitasada, Pamsaka Kelola Sampah Jadi Bahan Guna Bersama APPRI Tanjab Barat

Liputantanjab.com – Dalam memperingati Hari Air Sedunia 2022, Mapala Gitasada Universitas Batanghari melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan, yakni diskusi publik, Long March, orasi lingkungan, pembersih sampah di pinggiran sungai hingga membentang spanduk di jembatan Gentala Arasy, Sabtu (26/03/22).

Dengan mengangkatkan tagline “Sungai Bukan Tempat Sampah “, kegiatan ini diikuti oleh anggota mapala yang ada di Provinsi Jambi. Begitu juga mapala Pamsaka Tanjungjabung Barat.

Seperti yang di katakan Ketua Pamsaka, Ryono bahwa dirinya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Mapala Gitasada.
Menurutnya, isu lingkungan yang diangkat sangat menarik. Sebab, persoalan sungai dan sampah merupakan persoalan bersama yang mana jika dibiarkan akan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.

Baca Juga  MAPALA PAMSAKA Buka Open Rekrutmen Bagi Mahasiswa Baru 2023

“Masalah sampah di sungai ini selain kuranya kesadaran dari masyarakat, ini juga kurang perhatian dan ketegasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di pinggiran sungai Batanghari atau anak-anak sungai yang ada di Jambi ini,” ujar Ryono.

Mengenai sampah, Ryono mengungkapkan bahwa di Kuala Tungkal telah mulai mengelola sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Sebagai salah satu anggota Asosiasi Pelapak Pemulung Republik Indonesia (APPRI), Ia bersama teman-temannya mengelola sampah menjadi kramik, asbak, batu bata, dan lainnya.

“Awalnya kita melihat lingkungan di Tanjab Barat banyak sampah khususnya di Kualatungkal. Melihat kondisi itu, persoalan ini harus benar-benar ditanggulangi,” sebutnya.

Baca Juga  Warga Luar Daerah Yang Akan Masuk Kota Kuala Tungkal Dilakukan Swab Antigen

Ia mengungkapkan, sampah di Kualatungkal per harinya mencapai 243 Ton. Namun yang hanya terbuang hanya 43 Ton per harinya.

“Artinya TPS dan bank sampah harus didirikan. Selain itu bagaimana sebaiknya menjadikan sampah ini menjadi kerajinan yang memiliki daya guna dengan konsep 3 R (Reuse, Reduce dan Recycle) dan Ekonomi Sekule,” sebutnya.

Diketahui, APPRI kini masih dalam proses pengembangan aplikasi untuk pengelolaan sampah di Kuala Tungkal guna transaksi sampah bagi masyarakat dengan Asosiasinya sehingga masyarakat dapat penghasilan tambahan seperti kredit emas atau sembako dengan mengantarkan sampah yang sudah di pilih pilah sesuai dengan kretaria.(*)

Share :

Baca Juga

Mapala

Penuhi Tridarma Perguruan Tinggi, Mapala Pamsaka Bangun Solidiritas Dengan Cara Berbagi Takjil

Mapala

Mapala Pamsaka Ajak Mahasiswa baru Menanam Pohon Sebagai Tradisi

Mapala

MAPALA PAMSAKA Buka Open Rekrutmen Bagi Mahasiswa Baru 2023

Mapala

Mapala Pamsaka Audiensi ke Bawaslu Terkait Pemasangan Sepanduk Caleg Dipohon

Mapala

Jaga Kelestarian Kuala Tungkal, Mapala Pamsaka Tanam 300 Bibit Mangrove

Mapala

Bibit Mangrove Bukan Hanya Sebuah Tanaman Tetapi Seperti Bayi yang Harus di Jaga, Kata Windi Relawan Mangrove. 

Mapala

Ini Ketua Umum Mapala Pamsaka Periode 2023-2024,

Ekonomi

Sampah Menjadi Isu Dunia, Mapala Pamsaka Bagaikan Kantong Platik Kerumah Warga
error: Maaf Jangan Biasakan Copas Berita !!