Liputantanjab.com – Rangkaian kegiatan HUT VIII Mapala Pamsaka STAI An-Nadwah Kuala Tungkal, dengan mengangkat tema besar Peran Manusia Menjaga Bumi dan Kelestarian Ekosistem, terbagi menjadi dua macam kegiatan.
Jika pada hari pertama Sabtu (16/10/2021) adalah webinar, maka pada hari kedua atau Minggu (17/10/2021) dilanjutkan dengan menggelar kegiatan Pembibitan dan Penanaman Mangrove di Parit 9 Pangkal Babu, Desa Tungkal I, Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjabbar.
Kegiatan Pembibitan dan Penanaman Mangrove diikuti oleh Gita Buana Club (GBC), Mapala Sutha, Mapala Dimitri, Sispala BumiPala, Sanggar Alam Delima (SAD), Senkom Tuntas Adventure Commonity (TAC), Appela Cantigi, Relawan Mangrove, Konsorsium Perbaruan Agraria (KPA), serta diliput media online LUGAS dan Liputan Tanjab.
Dalam kegiatan ini Senkom Rescue dipimpin oleh Sekretaris Kabupaten Tanjab Barat Fadkhu Rohmad dan dibantu 6 anggota Senkom turut serta membantu penanaman bibit mangrove yang juga populer sebagai kayu api-api sebanyak 300 batang.
Mangrove menjadi perhatian penting bagi Mapala Pamsaka STAI An-Nadwah karena selain potensinya sebagai obyek wisata, namun juga adanya ancaman abrasi wilayah pantai jika tidak ada yang menjaganya dengan penanaman mangrove.
Pembibitan dan Penanaman Mangrove oleh Mapala Pamsaka ini dilakukan sebagai jawaban atas tantangan dan ancaman kerusakan lingkungan, serta membuktikan bahwa mahasiswa mampu menyelesaikan isu-isu yang menjadi persoalan di masyarakat luas.
Sebelum berangkat ke lokasi pembibitan dan penanaman mangrove, terlebih dahulu pembina Mapala Pamsaka Muhammad S.Pd.I., M.Pd. memberikan arahan kepada para mahasiswa dan mahasiswi untuk bisa menjaga diri di lokasi penanaman.
Tidak boleh berlebihan terlalu aktif karena air laut sangat kuat ombaknya,” pesan Muhammad.
Supono, salah seorang aktifis lingkungan Mapala Pamsaka mengungkapkan, penanaman bibit mangrove akan dilakukan secara bertahap. Pengalaman sebelumnya, karena bibit yang terlalu kecil sehingga mengalami kerusakan dan mati akibat hempasan ombak yang cukup besar.
“Mungkin nanti ketika sudah tumbuh baru kita melipir ke depan. Mangrove sendiri sebenarnya mudah hidupnya, dapat tahan ombak kuat kalau umurnya sudah 3 sampai 6 bulan,” jelas Supono.
Menurutnya, untuk mendapat hasil mangrove yang dapat tumbuh dengan baik maka ditentukan oleh mekanisme penanamannya, di mana tempat yang strategis.(**)