Liputantanjab.com – Ratusan Pengungsi Afghanistan suaka di Kota Medan Sumatera Utara (Sumut), Indonesia gelar aksi di depan Kantor UNHCR (PBB) Jalam Imam Bonjol Medan. Mereka sengaja datang dari asrama tinggal mereka di jalan Setia Budi Medan menyampaikan aspirasi dalam bahasa Inggeris bergantian dengan toa berharap adanya solusi permanen dari Komisioner Tinggi untuk Pengungsi atau UNHCR yang ada di kota Medan.
Muhammad menyebutkan bahwa anak mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak hidup, mereka sudah diberikan 3 pilihan oleh UNHCR.
Pertama kembali ke Afghanistan, namun tidak bisa karena kondisinya sedang tidak baik. Kedua, sudah 10 tahun mereka mengungsi di Indonesia, termasuk di Medan, tidak ada pengawasan.
selama ini, pihaknya hanya masuk ke asrama, makan, dan tidur. Kami tidak mau seperti itu, sudah seharusnya merelokasikan ke negara ketiga, dan sudah ditandatangani pada konvensi tahun 1951 untuk menerima pengungsi. Akan tetapi, hanya UNHCR yang dapat memperkenalkan mereka kepada negara-negara ketiga.
“Makanya sekarang, mengapa mereka tidak bicara, kenapa tidak mengambil tindakan. Permintaan kami, tolong cari solusi permanen untuk kami,” tuturnya.
Muhammad menyampaikan jugà kepada Pemerintah Republik Indonesia, agar membantu para pengungsi Afghanistan mengatasi permasalahan yang mereka alami.
“Mohon, bantu kami,” pintanya.
Sementara itu, dalam aksi tersebut, selain orang tua dan anak muda tampak juga anak-anak di bawah umur, termasuk balita. Dalam aksi itu, tampak juga baliho berukuran besar dibawa mereka berisi tuntutan kepada UNHCR.
Ratusan pengungsi Afghanistan berada di Kota Medan Sumatera Utara (Sumut), gelar aksi damai di kawasan Jalan Imam Bonjol Medan Mereka menyampaikan aspirasi dalam bahasa Inggeris bergantian lewat toa agar ada solusi permanen dari Komisioner Tinggi untuk Pengungsi atau UNHCR yang ada di kota Medan.
Koordinator aksi, Muhammad Maosi Sinic mengatakan, saat ini sudah banyak warga Afghanistan lebih dari 6 – 10 tahun tinggal di Medan Indonesia, termasuk di Medan.
“Mereka sudah beberapa kali melakukan aksi damai, namun tak ada yang mendengar dan memberi solusi. Karena itu, kami akhirnya datang ke Kantor UNHCR atau PBB di Jalam Imam Bonjol ini,” kata Muhammad, Selasa. (2/11/2021).
Muhammad menyebutkan bahwa ada konsulat Amerika dari UNHCR namun belum ada solusi karena kondisinya sedang tidak baik, dalam 10 Tahun mereka mengungsi di Indonesia, termasuk di Medan, tidak ada pengawasan bagi mereka.
“Kami hanya masuk ke asrama, makan, tidur anak-anak tak bersekolah Kami tidak mau seperti tahanan tapi tak tau berapa lama bisa keluar dari masalah, kalau pelaku kriminal juga diberi makan namun ada waktunya bebas,”paparnya.
Jadi tambahnya, sudah seharusnya merelokasikan pengungsi ke negara ketiga, yang sudah ditandatangani pada konvensi tahun 1951 untuk menerima pengungsi. Akan tetapi, hanya UNHCR yang dapat memperkenalkan mereka kepada negara-negara ketiga tersebut.
“Makanya sudah dua hari kami di sini hingga sekarang , mengapa mereka tidak bicara, kenapa tidak mengambil tindakan permintaan atas kami, agar mendapat pertolongan,” tuturnya.
Dikatakan, pihaknya pernah bertukar pikiran dengan Gubernur, Wakil Gubernur dan DPRD Sumut dan pihak UNHCR juga aagar turun mencari solusi permanen untuk kami, namun hingga saat ini belum ada solusi.
Muhammad menyampaikan jugà kepada Pemerintah Republik Indonesia Presiden Jokowi agar membantu para pengungsi Afghanistan mengatasi permasalahan yang mereka alami.
“Mohon, bantulah kami ke dunia ke tiga sebab bila kembali ke negeri kami sendiri sudah sulit sebab orang Taliban yang jahat itu kamu duga tak memberi peluang dan tak menerima kami lagi tinggal di Afganistan. Kami pun tidak mau lagi dikembalikan ke negara kami sebab kami menduga akan dibunuh mereka. berharap Tuhan buka hati pihak negara ke tiga untuk membantu bisa ke luar dari masalah kami,” tuturnya.
Dalam aksi, tampak juga baliho berukuran besar dibawa mereka berisi tuntutan kepada UNHCR. sayangnya tidak ada yang keluar dari Kantor UNHCR.
“Kepada Bapak Presiden RI memohon agar membantu kami menyampaikan aspirasi ini kepada PBB mau membatu masalah ini,” imbuhnya mengakhiri.(*)