LIVE TV
Jelang Beberapa Hari Pasca Ungkap Kasus Narkotika, Kapolsek Tebing Tinggi Tangkap Lagi Pelaku Penyalahgunaan Narkotika, Kali Ini 3 Orang Berhasil Diamankan Kapolsek Tebing Tinggi Tindak Tegas Pelaku CURANMOR Bhakti Kesehatan Donor Darah Polres Tanjab Barat Dalam Rangka Sambut Hari Bhayangkara 79 Sambut HUT Polri, Polres Tanjab Barat Berikan Bantuan Sosial Kepada Masyarakat Korban Rumah Terbakar Desa Sungai Dualap Sambut Hari Bhayangkara Ke-79, Polsek Tebing Tinggi Lakukan Baksos Dimasjid Al-Muhajirin

Home / Politik

Minggu, 22 Juni 2025 - 14:41 WIB

Intervensi Politik dalam Pemilihan BEM FH UNJA Picu Kekhawatiran akan Hilangnya Independensi Mahasiswa

LIPUTANTANJAB.COM – Kontestasi Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Jambi kembali menyita perhatian. Namun, perhatian kali ini bukan pada adu gagasan, melainkan pada dugaan keterlibatan aktor eksternal kampus dalam proses pemilihan tersebut. Salah satu nama yang mencuat adalah Ansori, anggota DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Dapil Tebo.

Mahasiswa dari berbagai angkatan mempertanyakan mengapa politisi aktif bisa punya kepentingan dalam pemilihan BEM—lembaga yang seharusnya menjadi representasi aspirasi mahasiswa, bukan kepanjangan tangan partai politik.

“Kalau benar ada intervensi, ini preseden buruk bagi demokrasi kampus. Independensi kita sebagai mahasiswa dipertaruhkan,” ujar Armando salah satu mahasiswa FH UNJA.

Baca Juga  Ketum Parpol Perindo yang baru Mantan Sekretaris DPD Golkar Tanjab Barat

Secara ideal, mahasiswa adalah _agent of change_ dan _social control._ Ketika terlibat dalam politik praktis, apalagi dengan afiliasi langsung ke partai tertentu, mahasiswa kehilangan posisi netralnya sebagai penjaga moral publik. Di Fakultas Hukum, tempat di mana nilai keadilan dan etika profesi ditegakkan, hal ini menjadi ironi besar.

*“Jangan gadaikan Fakultas Hukum ke partai politik (PAN) atau siapa pun.”* Seruan ini mulai bergema di tengah mahasiswa, sebagai respons atas dugaan politisasi ruang mahasiswa oleh kekuatan eksternal. Kampus seharusnya menjadi tempat penguatan nalar kritis, bukan ladang investasi politik elektoral.

Baca Juga  Pemusnahan Barang Bukti Narkotika Jenis Sabu di Polres Tanjab Barat

Keterlibatan pihak eksternal seperti anggota legislatif menimbulkan tanda tanya besar:
Apakah ini bagian dari agenda jangka panjang partai politik dalam membentuk kader loyal sejak bangku kuliah?
Apakah suara mahasiswa masih murni, atau sudah dikalkulasi untuk kepentingan elektoral?

*Kampus harus tetap menjadi ruang bebas berpikir, bukan panggung politik partisan.* Otonomi kampus adalah prinsip yang tidak boleh dikompromikan. Kini saatnya mahasiswa FH UNJA berdiri menjaga marwah fakultas—agar tidak digadaikan kepada siapa pun, terlebih pada partai politik.

Share :

Baca Juga

Politik

DPD PAN Tanjab Barat Gelar Baksos dan Syukuran HUT PAN ke-23

Politik

Ketua KPU Provinsi Jambi Dilantik Via Zoom Meeting

Politik

Ketum Parpol Perindo yang baru Mantan Sekretaris DPD Golkar Tanjab Barat

Politik

Tersangka Korupsi Proyek Air Bersih Senilai 39,5 M di Limpahkan Ke JPU

Politik

Bentuk Kepedulian Masyarakat, PDIP Tanjab Barat Beri Bantu Korban Kebakaran di Parit 1

Politik

DPRD Tanjab Barat Gelar Paripurna Pertama, Penyampaian Ranperda APBD Tahun 2024

Politik

DPRD Tanjab Barat Gelar Rapat Paripurna Penyampaian Pandangan Umum Fraksi

Politik

Jamal DPRD Tanjab Barat Terima Amanah Sebagai Ketua Badan Kehormatan DPRD
error: Maaf Jangan Biasakan Copas Berita !!