LIVE TV
Personil Polres Tanjab Barat IPDA Ucen Sosok Polri Yang Melayani Dengan Sepenuh Hati Polisi Razia Gudang Antisipasi BBM Ilegal di Tanjab Barat Ribuan Simpatisan Dampingi UAS-Katamso Jalan Kaki Ke KPU Daftar Cabup Cawabup Tanjab Barat 2024-2029 Anwar Sadat Akan Jadi Dewan Pembina Kesenian Tanjab Barat Jangan Lewatkan Keseruan NOBAR Laga Final U-19 Timnas Indonesia VS Thailand

Home / Industri

Jumat, 8 Juli 2022 - 22:35 WIB

Potensi Kopi Robusta dan Alam Desa Penoban, Batang Asam, Tanjung Jabung Barat.

LIPUTANTANJAB.COM – Berkesempatan mengunjungi Desa Sungai Penoban, Kecamatan Batang Asam, Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), akhirnya dengan jembatan Yayasan Cappa Keadilan Ekologi Seorang Pemuda Tanjung Jabung bisa berkunjung ke Desa di ujung perbatasan Provinsi Jambi dengan Provinsi Riau.

Nurul Amin pemuda Tanjung Jabung yang Merupakan narasumber dari yayasan Cappa Keadilan Ekologi menceritakan, kami sedang mengadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tentang Budidaya Kopi dan Pengelolaan Paska Panen Kopi bagi Kelompok Perempuan Pengelola Pembibitan (KP3) dan Pengurus KTH Hulu Lumahan Lestari, KTH Penoban Lestari dan KTH Mahau Lestari.

“Di Desa sungai Penoban ini ada potensi Kopi Robusta yang ditanam di perhutanan sosial. Perhutanan sosialnya berada diketinggian bervariasi, rata-rata di 450 Mdpl. Maka dari itu KTH beserta KP3 di masing-masing PS (Perhutanan Sosial) perlu memanfaatkan momentum ini dengan dengan baik”, ucapnya.

Menurut Cik Edi sekaligus Derektur Cappa mengatakan, ijin PS yang diberikan berlaku selama 30 tahun. Skema Perhutanan sosial pada dasarnya dibuat agar masyarakat lokal sekitar hutan dapat mengakses hutan secara terbatas. Namun tetap dengan menjaga kelestarian hutan, maka tata cara yang dipilih harus yang ramah hutan dan berkesinambungan, Kopi dan kemiri salah dua contohnya.

“Pengelolaan kopi secara wanatani dan menerapkan praktik pertanian yang baik / Good agricultural practice (GAP) serta ditopang dengan pengolahan paska panen yang sesuai SOP dan pemasaran yang efektif baik secara kelompok maupun sendiri-sendiri dapat menjadi solusi kegiatan ekonomi kreatif di areal sekitar perhutanan sosial. Ini bisa menjadi alternatif mata pencaharian selain yang sudah ada di masyarakat, yaitu kebun sawit, kebun karet, pembuatan bata, dan lain-lain”, jelas Cik Edi.

Potensi Desa Penoban

Apakah Desa Penoban punya potensi? Ya tentu saja. Disini telah ada pohon kopi lokal, dan pohon kopi muda yang bibitnya diintroduksi dari luar. Perbandingan kualitas keduanya cukup jelas dan memberikan harapan yang baik. Ada beberapa petani yang telah menanam bibit kopi Robusta yang diintroduksi dari Jangkat, Merangin, dan dari Kerinci, ucap nurul amin.

Baca Juga  Inspiratif ! Limbah Kopi Petani Garut Ini Sukses Disulap Jadi Produk Kaya Nutrisi

Amin mengatakan, sebaiknya menggunakan bibit introduksi dari Jangkat atau Kerinci, karena sudah terlihat dapat tumbuh cukup baik dengan produktifitas yang bersaing. Sedangkan bibit lokal, saya tidak menyarankan untuk diperbanyak karena secara ukuran bijinya yang terlalu kecil, pada saatnya akan bersaing di pasar, akan langsung kalah ketika berurusan dengan size grading.

Nurul Amin Narasumber Yayasan Cappa

“Untuk KP3, sementara ini difokuskan pada pelatihan pembibitan secara generatif, yaitu dari biji kopi. Kemungkinan untuk perbanyakan nanti biji kopi akan didatangkan dari daerah Jangkat atau Kerinci. Sedangkan untuk KTH, lebih difokuskan pada paska panen dan pemuliaan bibit” terangnya.

Nurul Amin juga menjelaskan pemuliaan bibit ini untuk memuliakan bibit kopi lokal yang telah terlanjur di tanam, dan peremajaan kopi lokal yang telah berumur tua. Fokusnya hanya dua : teknik sambung, dan tempel. Dua teknik pemuliaan tanaman ini bertujuan untuk peningkatan produktivitas kopi. Hal ini tidak akan berhasil jika tidak sering di praktekkan.

Biji Kopi Desa Penoban

“Makin sering praktek yang benar, akan makin tinggi peluang berhasil” sesederhana itu. Dari kesalahan-kesalahan praktek yang terus diperbaiki, petani akan memperoleh pelajaran untuk semakin baik dalam menyambung bibit kopi. Kopi yang tidak produktif buahnya dapat disambung dengan entres dari tanaman kopi yang paling produktif. Secara berangsur, keseluruhan lahan kopi akan meningkat hasilnya”, lanjutnya.

Selain kopi, potensi desa sungai penoban dengan lanskap yang berbukit dan air yang bersih sebenarnya cukup menjanjikan. Disini ada sungai penoban yang berair bersih, yang menerus pada air terjun yang bertingkat. Memang saat ini akses menuju kesana masih sulit, namun potensi terpendam itu bisa dimaksimalkan di masa depan. Bahkan sudah dibentuk unit Ekowisata di KTH Mahau Lestari, salah satu KTH yang ada di Desa Sungai Penoban. Rekomendasi saya, sebelum mempersiapkan destinasi wisata, sebaiknya kesadaran masyarakat terkait wisata harus dipersiapkan terlebih dahulu. Ada banyak persiapan yang sebaiknya dilakukan sebelum sampai ke menjual destinasi wisata ke publik. Mungkin jika lebih digali, masih banyak potensi lain yang belum terekspos.

Baca Juga  Bupati Anwar Sadat Hadiri Pelantikan PPS se-Kabupaten Tanjab Barat

“Satu yang pasti ; kelestarian alam dan sumberdaya air harus terus di jaga, masyarakatnya harus berdaya dan sejahtera. Menjaga air dan lingkungannya adalah dengan menjaga pohon -pohon besar di hutan dan di bantaran sungai. Sayang sekali jika air bersih yang mudah didapat itu suatu ketika nanti malah menjadi langka dan kotor beracun karena tidak dijaga”, ujar amin.

Ekowisata, kopi, dan hutan dapat berjalan beriringan, saling menguatkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di sekitarnya. Saya sudah melihat dan mengamati banyak contoh kasus di Jogja, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Memang yang paling penting adalah investasi di human capital. Sumberdaya manusia harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum infrastruktur pariwisata di adakan. Kita ingat penggalan lagu kebangsaan Indonesia Raya : Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya. Dalam hal ini, membangun human capital adalah membangun jiwa dan kesadaran pariwisata yang kuat, sehingga mampu memanfaatkan semua potensi yang ada dan infrastruktur yang menyusul kemudian.

“Akhir kata, semoga 3 KTH di Desa Sungai Penoban semakin maju. Terima kasih saya ucapkan kepada Yayasan Cappa Keadilan Ekologi yang sudah membawa kesana. Terima kasih untuk sambutan 3 KTH dan KP3 yang hangat dan bersahabat. Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umur panjang, barangkali kita bertemu lagi, tutupnya”, tutupnya.

Penulis : Nurul Amin

Share :

Baca Juga

Industri

Mengenal Aldo Gusmawan Content Creator Fotografi dan Videografi

Industri

Standardisasi Kopi Liberika Telah di Sampaikan Pada Munas 1 Dekopi di Padang

Events

Barista Kopi Kuale Ikuti Uji Kompetensi Barista yang di Adakan Yayasan Etalase Jambi

Industri

Bupati Tanjab Barat Didampingi Ketua TP-PKK Gelar Launching Becak Transportasi Wisata Di WFC

Industri

PERSAMI Plus Kopi Liberika Hasilkan Program Kemajuan Kopi Di Tahun 2022

Industri

Perbaikan Kabel Induk Bawah Tanah Mengakibatkan Indihome di Kuala Tungkal Gangguan

Industri

Salah Satu Masyarakat Desa Sumber Agung Olah Talas Bening Menjadi Bahan Tembakau Herbal

Industri

Inspiratif ! Limbah Kopi Petani Garut Ini Sukses Disulap Jadi Produk Kaya Nutrisi
error: Maaf Jangan Biasakan Copas Berita !!